Tuesday, August 11, 2009

Agnes dan Mbah Surip

Meninggalnya Mbah Surip turut dirasakan tetangga depan rumah saya, Agnes, seorang perempuan Sarawak suku Iban. Seperti biasa, setiap sore dia keluar membeli roti yang dijual keliling. Sementara saya mengawasi anak2 main didepan rumah. Kalau bertemu, namanya juga ibu-ibu hehe..maka ngerumpilah kita sebentar. Biasanya Agnes akan melaporkan berita artis yang dia tonton dari TV Indonesia.

"Itu mbah Surip ya..meninggal,"katanya membuka percakapan.
"iya.."jawab saya. "tau juga mbah surip."
"ee tauuu...,"katanya. "si Michelle itu suka sangat dengan mbah surip. kalo ada lagu itu..ta gendong..ta gendong..saya kuatkan volume suara, dia ketawa-ketawa,"katanya. Michelle adalah anak tunggalnya, berusia 10 tahun, seorang anak cacat mental dan fisik. Kalau dalam bahasa melayu disebut anak kurang upaya (OKU). Pada umur 5 tahun dia sakit demam tinggi, tak tertolong, akhirnya saraf2 otaknya rusak, badannya lumpuh, kakinya menekuk akibat kejang. Kalau melihat fotonya sewaktu dia berumur 3 tahun, sungguh tidak menyangka anak itu akan jadi seperti sekarang keadaannya.

Lalu katanya,"Itu sebelumnya kan driver dia meninggal dulu, mungkin dia terkejut, pas tuh dia kena serangan jantung."
"oh ya,"saya memang tidak begitu mengikuti perkembangan berita mbah surip. Lagunya pun saya belum pernah dengar. Cuma tau ta gendong ta gendong.

Agnes ini memang suka menonton TV Indonesia yang bisa ditangkap disini walaupun cuma pakai antena biasa. Terbatas pada RCTI SCTV saja. Dia tau gosip-gosip artis Indonesia, karena sering menonton infotainment. Suatu hari dulu dia melaporkan :
"Itu Dewi Persik kan baru cerai dari Saiful Jamil, eh kawin lagi dengan Aldi Taher. Pas tuh sekarang nih kena tuntut dengan manajer dia pula."

Hehe..saya nyengir. Suer..saya ga begitu tertarik baca gosip artis Indonesia. Apalagi artis dangdut huehe...Paling-paling kalo buka Kompas, saya cuma baca judulnya saja. Apalagi untuk nonton infotainment. Makasih deh.

Atau :
"Inul dah bersalin dah,"katanya. "Anak mahal tuh, 1 Milyar untuk dapat anak saja."

Kalau dia sudah melaporkan gosip artis begitu, saya cuma bisa nyengir. No comment miss agnes..!!!

Friday, August 7, 2009

Wak Enut

Kami memanggilnya Wak eNut. Umurnya 70 tahun lebih. Dia tukang urut langganan keluarga kami. Walaupun sudah berumur, kalau soal urut mengurut Wak eNut lah jagonya. 3 jam nonstop, dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sebelah kaki saja perlu waktu 30 menit untuk Wak eNut meluruskan urat-urat yang malang melintang. Pokoknya highly recommended bagi orang yang suka diurut. Puas.















Tidak ada ritual khusus yang dilakukan Wak eNut sebelum mengurut. Cuma membubuhkan sedikit minyak kelapa buatan sendiri dan baca sholawat, setelah itu tangannya yang kurus bergerak lincah menelusuri bagian-bagian tubuh. Bermula dari kaki, tangan, punggung, perut terus sampai ke kepala. Finishing touch-nya berakhir pada urutan di dahi.

Sambil mengurut Wak eNut bercerita. Sayang, pendengarannya agak terganggu karena dia jatuh dari ojek beberapa tahun yang lalu. Jadi kalau berbicara dengannya, volume suara kita mesti ditinggikan sedikit. Dia mendapat ilmu mengurut secara turun temurun. Katanya, orang mau jadi sarjana aja mesti sekolah, mesti kuliah, begitu juga untuk menjadi seorang pengurut handal, wak Enut perlu belajar. Dia harus puasa selama beberapa hari, diakhiri dengan puasa mati geni, tidak makan, tidak minum dan tidak tidur sehari semalam. Setelah itu ada beberapa amalan zikir yang mesti dilakukan. Katanya pada hari terakhir dia akan bermimpi. Dalam mimpinya wak eNut disuruh mengambil sekuntum bunga yang dia temui dibelakang rumahnya. Setelah menjalani semua itu, sah lah wak eNut sebagai seorang pengurut, tentu saja setelah sebelumnya beliau diajar teknik mengurut yang betul.

Itulah makanya kenapa wak eNut tidak merasa lelah walaupun harus mengurut 3 jam nonstop. Belum lagi kalau yang mau diurut banyak. Setelah istirahat sholat dan makan, wak eNut akan melanjutkan kerjanya lagi tanpa mengeluh capek. Makannya pun sangat sederhana, beliau tidak suka ikan dan makanan berprotein tinggi lainnya. Cukup nasi dengan ikan asin, atau mie instant. Tidak heran wak eNut tetap langsing hehe..

Karena wak eNut sudah sepuh, beliau merasa perlu untuk menurunkan ilmu mengurutnya kepada keturunannya. Sayang, anak-anak wak eNut sudah meninggal. Kepada cucunya lah dia turunkan ilmunya. Tapi katanya zaman sekarang ini susah mau menyuruh cucunya melakukan apa yang pernah dia lakukan dulu. Banyak godaan katanya. Salah satunya TV. Mungkin cucunya lebih suka nonton sinetron ketimbang melakukan amalan untuk jadi seorang pengurut.

Yang hebat dari wak eNut, walaupun hanya dari penghasilan mengurut, beliau mempunyai 6 orang anak angkat yatim piatu. Subhanallah..malulah kita yang mempunyai kemampuan keuangan lebih dari beliau.

Friday, July 17, 2009

Dulu dan sekarang

Tadi malam, anak saya najwa 4 tahun, menemukan foto saya waktu wisuda diploma 6 tahun yang lalu. Diperhatikannya foto saya lekat-lekat, kemudian pandangannya beralih kesaya.
"Ini bunda ke?"tanyanya dalam logat melayu
"Iya, itu bunda."
"Nampak macam lain je,"katanya heran.
"Lain kenapa?"
"Yang ini cantik, putih, kurus.. tapi..."kalimatnya menggantung. Diperhatikannya saya baik-baik.
"Sekarang tak cantik, ada jerawat, gemuk pula tuh,"katanya polos.

Huahahaaaaaa... saya tergelak. Dasar anak kecil. Penilaian yang jujur dan polos.
Tiba-tiba satu-satu idea berlompatan dalam kepala.
Jogging, fitnes, diet, jangan makan malam, puasa biar lebih cepat lebih baik, facial, creambath, krim pigmen, colagen, krim anti penuaan...
Hahaha banyak amat...

Untung ada suara yang membela :
"Bunda tak gemuk lah kakak, cuma tembam aja.."hiks hikss atu sami mawon eta mah.

Terima kasih diingatkan sayang.. Bunda memang kurang merawat diri yah hehe...

Tuesday, May 5, 2009

Mengalah akan berarti kalah

Kasihan anak saya.
Kesadaran itu mungkin agak terlambat datangnya. Tapi lebih baik daripada tidak sama sekali.
Secara tidak sadar, kami, saya dan suami, selama ini ternyata telah mengkondisikan najwa, anak 4 tahun saya, untuk selalu mengalah. Bukan saja dengan adiknya, tapi juga ketika berebut mainan dengan temannya. Kami akan langsung membujuk najwa untuk menyerahkan mainannya ketika temannya menghendaki.

Seperti sore itu.
Kami berkunjung kerumah sepupu. Suami saya memetik dua kuntum bunga dan diberikannya pada
najwa dan batrisya, anak sepupu suami. Ketika melihat bunga najwa yang sebenarnya sama persis dengan bunganya, batrisya merengek minta bunga najwa. Secara spontan suami saya bilang pada najwa untuk menukar bunganya dengan bunga batrisya. Pada mulanya najwa terlihat menolak, tapi kemudian memberikan bunganya setelah terlebih dahulu menatap wajah suami saya.

Kami sadar kemudian bahwa itu salah.
Ya salah, tidak seharusnya dia mengalah. Bunga itu adalah haknya. Biar dia sendiri yang menentukan apakah akan diberikan atau tidak tanpa arahan siapapun. Karena dari kumpulan kejadian kecil seperti ini, dia akan belajar untuk mempertahankan haknya. Tugas kami seharusnya hanya memberi pengertian pada kedua anak itu apa yang sudah menjadi bagiannya. Tidak perlu menyuruh untuk mengalah.

Kilasan kejadian lama bermain dalam benak saya. Astagfirullah.. Ada begitu banyak kejadian serupa yang telah membentuk pribadi najwa. Ketika anak selalu diajarkan mengalah, maka yang akan terjadi adalah anak merasa tidak layak memiliki apa-apa. Kemampuannya untuk berkompetisi jadi berkurang, dan jadilah dia anak yang selalu duduk dibelakang, tidak berani menonjolkan diri karena merasa tidak layak. Selalu mengalah juga membentuk pribadi anak menjadi lemah, tidak berani mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Seharusnya biarkan mereka yang memutuskan apa yang harus dilakukan, tugas orangtua hanya memberikan mereka pemahaman.

Sampai pada satu titik kami merasa sangat bersalah.

Monday, April 27, 2009

Allah menegurku..


Dua orang anak kecil itu bersaudara. Entah yang mana adik yang mana abang. Yang satu berwajah hitam terpanggang matahari, berjualan nasi lemak. Ada dua bungkus lagi dalam keranjangnya. Satu lagi berjualan kari pap, ada luka yang mengering dikakinya, mungkin terjatuh semasa berkeliling menjajakan jualannya dengan bersepeda.

Kami, saya, suami dan anak-anak, menemuinya disebuah masjid di Tampoi, seberang Plaza Angsana Johor Bahru. Setelah lelah singgah dari satu mall ke mall lainnya, kami singgah dimasjid itu untuk sholat ashar. Dua orang adik beradik itu tengah beristirahat disitu. Kebetulan Aliff dan Najwa tengah lapar, suami saya pun memanggil kedua orang itu. Dibelinya kari pap yang dijual seringgit 4 buah.

Setelah selesai sholat, suami bercerita pada saya, dia melihat dua orang anak kecil itu memasukkan derma ke tabung masjid. Jumlahnya tidak diketahui. Subhanallah.. saya malu sendiri.. Betapa anak kecil penjual kari pap yang untungnya tak seberapa itu pun tak lupa bersedekah. Sementara kami.. dengan limpahan rejeki terkadang lupa pada sesama..

Pelajaran memang bisa datang dari siapa saja. Terima kasih teguranmu ya Allah....

Saturday, March 14, 2009

mahal vs murah

Saya memang selalu curiga pada barang yang dijual murah. Biasanya kalo harganya murah kualitinya jatuh. Betul saya mendukung. Berdasarkan pengalaman :

1. Beli mainan made in China. Memang murah, tapi biasanya cuma bertahan 2-3 hari. Atau yang lebih parah, begitu sampe rumah langsung rusak.
2. Beli mangga seharga RM 2.9 sekilo. Sampe dirumah dicoba, asem !!!!
3. Biasanya saya pake pencuci piring merk S******t, karena harganya naik saya coba merk lain yang harganya setengah dari itu. Tapi, ketika dipakai, ternyata licin dipiring ga ilang-ilang, yang akhirnya malah boros di air.
4. Beli baju anak seharga RM 10. Setelah dicuci kerahnya jadi belel. akhirnya mending beli yang agak mahal sekalian biar tahan lama.
5. Saya pernah beli mie kedelai (baru denger kan) seharga RM 1 sebanyak 3 bungkus. Mienya panjang-panjang seperti spageti. Iseng ah nyobain enak apa gak. Made in Indonesia. Sampai dirumah saya teliti, ternyata tanggal kadaluwarsanya tinggal beberapa hari lagi. Duuuhhh!!!
6. Yang mengenaskan kalo beli makanan. Murah tapi ternyata udah basi. Jahat banget ya..

Banyak lagi pengalaman membeli barang murah thus mengecewakan ini.
Tapi saya baru ketemu satu supermarket murah yang baru buka. Bener-bener murah kalo dibandingkan supermarket lain. Setelah saya teliti ternyata karena sebagian besar pekerjanya adalah Bangladesh!!! FYI, di Malaysia pekerja asing yang bekerja di sektor ini bergaji kecil. Dari situ mereka bisa menghemat cost..

Sunday, March 1, 2009

ya iya lah

Lagi ngantuk-ngantuknya dalam perjalanan ke Jusco Tebrau, mau nonton Upin dan Ipin , lagu Project Pop dimainkan diradio. Mulanya biasa saja (kayak lagu Dian Pisesa haha), ga ada yang menarik dengan lagu ini. Terus...

ya iya lah
masa ya iya dong
duren aja dibelah
bukan dibedong

wahahahahaa...!!

tawa kami pecah. saya dan suami yang nyetir dalam lalulintas yang ramai.
ngantuk hilang. seger juga nih lagu.
bagi saya yang sudah lama jarang mendengar bahasa gaul ala anak-anak Jakarta, bait diatas memang lucu.. haha lucu banget...!!!

Monday, February 23, 2009

Umur Berapa

Saya punya tetangga baru sebelah rumah. Kemarin seperti biasa setiap sore, saya, suami dan anak-anak main didepan. Suami saya dan Najwa berkebun, saya dan aliff main sepedahan. Keluarlah tetangga saya (yang lelaki), dan menyapa Aliff. Terus nanya :

Umur berapa?
Saya bengong sesaat. Ngapain nanya-nanya umur nih. Lalu..."tiga puluh xxxx..."
Giliran dia yang bengong. "tak...anaknya umur berapa" katanya...

Kakakakakkakakk.... maluuuuuu..... pede aja kirain nanya umur saya, mas...

Saya lirik suami yang berjarak 5 meter dari tempat saya berdiri. Mudah-mudahan dia ga denger.

Tapi...malamnya ternyata dibahas... dan meledaklah tawa kami...
Maklumlah...saya agak-agak innocent, mas...haha....

Sunday, February 22, 2009

Mari menanam

Suami saya hobi tanam menanam. Disepanjang jalan menuju rumah kami, tanah milik developer dbelakang ruko, penuh dengan tanaman yang ditanam suami. Ada kelapa, pepaya, tebu, serai dan daun pandan. Karena ga punya lahan, jadi tanah developer pun disabet. Lebih baik ditanami daripada dibiarkan gundul kan...

Didepan rumah kami, suami saya juga menanam tebu dan pepaya. Saya sekarang pun ikut terlibat. Menyumbang ide menanam kangkung, sawi dan bayam. Yang menanam suami saya, tugas saya cuma menyiram setiap pagi dan sore hehe... Sesekali menyiang kalo ada rumput liar yang tumbuh.

Hasilnya? Lihat lah tanaman kangkung saya... Kemarin sudah dikorbankan untuk dimasak kangkung belacan.


Yang ini sawi, tapi kayaknya bantat, ga mau tinggi:

Dan pepaya ini, sudah ada yang masak. Buahnya besar sekitar 3kg, dan nyeemmmm....manis.. Kebetulan anak-anak penggemar pepaya...
Asik juga ya berkebun.

Thursday, January 29, 2009

Bosan

Kadang-kadang, mungkin sekali dalam sebulan, saya merasa bosan dengan rutinitas yang saya jalani. Dari dulu. Kebosanan itu bisa datang tiba-tiba dan tanpa alasan. Dan tidak akan terobati walau dengan jalan-jalan sampe suntuk.

Biasanya kalo bosan datang, saya hanya perlu memanjakan diri saya. Saya akan melakukan apa yang saya mau. Berusaha untuk tidak peduli pada pekerjaan (sesaat, karena kemudian saya teringat line berapa yang gak ada pulsa hahaha..), pada anak-anak (walaupun tidak sepenuhnya tidak peduli hehe, saya akan serahkan mereka pada ayahnya), pada menu apa yang akan dimasak (sementara bosan datang, menunya nasi lemak putra hehe), pada piring gelas periuk kuali yang bersesakan disingki dapur, pada mainan anak-anak yang berserakan dilantai, pada semua yang mengharuskan saya turun tangan. Sejenak saya beristirahat dari semua rutinitas itu. Diam dikamar, tiduran sambil baca buku, atau menulis blog seperti sekarang.

Biasanya ini membantu. Bosan atau jenuh saya tidak akan lebih dari sehari. Saya cuma perlu sedikit waktu untuk bersendirian.

Seperti sekarang. Mata saya lelah bukan main. Kepala sedikit pening. Liburan Hari raya China 4 hari kemarin, saya terpacak seharian didepan komputer. Penat. Dan sekarang inilah puncaknya. Saya bosaaaaaannnnn!!!!!

And here I am... Blogging... berkunjung ke berbagai blog. Sampai ke blog Pak AJ..dan hahahhaha... ketawalah saya membaca cerita sinis ala blogger no 1 Malaya..