Thursday, October 30, 2008

pembantu

Siang itu ketika sedang asyik bekerja, seorang kurir datang membawa surat. Saya keluar. Dia menanyakan nama yang tertera diamlop, nama adik ipar saya. Kemudian menanyakan nama saya dan nomor IC. Saya sebutkan nomor passport saya. Dia tanya saya asal dari mana? Indonesia, saya jawab.

"Amani ini siapa? Tuan awak?"tanyanya dengan pandangan menyelidik. Saya tahu surat yang akan diserahkan itu berisi cek. Sebenarnya cek untuk suami saya tapi memakai nama adiknya. Kurir itu mungkin tidak percaya untuk menyerahkan pada saya, seorang asing yang dianggapnya pembantu. Fuuhhhh!!!!

"Adik ipar saya,"jawab saya.
"oh..."katanya. "Nama bapak?"tanyanya. Duuhh..apa kepentingannya bawa-bawa nama bapak saya.

Kemudian dia berlalu pergi. "terima kasih,"kata saya.

Beginilah kalau berasal dari negeri pengeksport pembantu. Tuan rumah pun disangka pembantu.

Wednesday, October 8, 2008

tangis anak-anakku

Ini pertamakalinya saya tinggalkan aliff dan najwa dibawah jagaan orang lain. Berat rasanya hati, apalagi waktu saya tinggalkan mereka menangis meraung-raung. Apalagi najwa, naik ke pintu grill memanggil-manggil dalam tangisnya. Bunda..bunda..bunda.. Tapi saya kuatkan hati. Bismillah...ini permulaan saja. Nanti lama-lama mereka akan biasa.

Sebenarna najwa saya masukkkan TADIKA, taman didikan kanak-kanak, TK kalau di Indonesia. Tapi karena dia menangis, jadi saya masukkan nursery dulu bersama Aliff. Mungkin akan baik2 saja kalau dengan adiknya.

Keputusan ini saya ambil setelah berpikir lama. Najwa karena sudah besar, saya ingin dia sekolah biar bisa berteman. Dilingkungan rumah kami tidak ada teman untuk dia. Semua main didalam rumah. Sementara Aliff, atas pertimbangan kerja saya yang semakin menumpuk kebelakangan ini. Saya tidak bisa lagi fokus bekerja sambil menjaga anak. Berkali-kali boss saya telepon dan aliff menangis. Saya merasa tidak enak, pembicaraan jadi terganggu.

Saya pun merasa tidak bisa mengerjakan semua sendiri dalam waktu yang bersamaan. Saya harus bekerja, menjaga anak, membersihkan rumah, memasak, dan lain-lain pekerjaan. Suami saya pulang jam 6 sore. Malam saya sudah capek, kadang tidak sempat memperhatikan diri sendiri. Setiap hari begitu, bahkan sabtu minggu saya masih dituntut bekerja beberapa jam. Semua ini menjadi beban buat saya, kadang merasa sedikit tertekan. Dan akhirnya keputusan mengantar aliff dan najwa ke nursery diambil. Tidak lama, jam 1 saya ambil kembali. Karena setelah jam makan siang kerja saya sudah berkurang.

Saya sendiri dirumah sekarang. Masih terngiang tangis aliff dan najwa. Saya ingin memulakan hidup yang baru, yang lebih teratur. Saya pikir ini juga baik untuk diri saya, untuk keluarga saya. Setelah mereka pulang, saya punya lebih banyak waktu yang berkualitas untuk mereka. Karena biasanya walaupun mereka 24 jam bersama saya, saya tidak bisa benar2 menjaga mereka. Perhatian saya terbelah. Pada kerja, pada rumah, pada anak. Ah, tidak semuanya bisa saya rengkuh semua dalam waktu bersamaan.

Monday, October 6, 2008

Kembali bekerja

Pekerjaan ini memang terlalu menuntut. Baru saja saya menjejakkan kaki dirumah setelah menempuh 13 jam perjalanan dari Kelantan ke Johor, telepon berdering. Boss telepon, minta saya membantu kerja yang dia handle selama kami berlibur. Hoaaahhhh...kepala saya masih pusing, kaki belum lagi lurus, barang2 belum diangkat dari mobil, anak-anak menangis kelelahan, suami tewas tertidur setelah menyetir dari jam 9.30 malam sampai 11 pagi. Terpaksa saya hidupkan komputer, terkoneksi ke alam maya setelah lebih seminggu saya tidak melayari internet.

Libur lebaran satu minggu kemarin memang saya tidak dibebani pekerjaan. Alhamdulillah. Tentram juga tidak ada gangguan. Biasanya, saya tidak bisa benar2 bebas dari kerja walaupun liburan. Sekarang, setelah libur habis, kembali semuanya menantang saya untuk dibereskan. Lihat rumah saya, berantakan dari depan ke belakang, menunggu dibereskan. Baju-baju kotor dalam tas belum dikeluarkan. Saya sakit kepala. Pekerjaan seperti biasa menanti. Anak-anak minta perhatian. Kepala saya berdenyut.

Selamat bekerja kembali untuk semua yang baru kembali dari berlibur. Tak lupa, SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MAAF LAHIR BATIN.

Ayo gembira!!!! I LIKE MONDAY....

Tuesday, September 16, 2008

16 September

Kita tunggu apa yang akan berlaku hari ini. Malaysia menuggu. Dunia menunggu. Perubahan apa yang akan terjadi?

diambil dari blog A Kadir Jasin
Bernama melaporkan – “PETALING JAYA, 16 Sept. (Bernama)-- Penasihat Parti Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim mendakwa mempunyai cukup majoriti untuk menubuhkan kerajaan baru.

"Beliau mendakwa pihaknya telah menghantar surat kepada Perdana Menteri Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi pada Isnin tengah hari untuk memaklumkan berhubung senarai jumlah Anggota Parlimen yang akan menyertai Pakatan Rakyat.”

Anwar dilaporkan membuat dakwaan itu di hadapan kira-kira 12,000 penyokong di majlis sambutan Hari Malaysia ke-45 di Stadium Majlis Bandaraya Petaling Jaya, di Kelana Jaya di sini Isnin malam. (Malaysiakini menganggarkan bilangan yang hadir 20,000).

Malaysiakini memetik Anwar sebagai berkata bahawa 16 Sept. Adalah hari penentu -- D-day – dan beliau sudah bersedia untuk menubuhkan kerajaan.

The Star Online memetik Anwar sebagai berkata bahawa PR sudah bersedia menubuhkan kerajaan dan akan mengumumkannya siang nanti.

Bernama memetik Abdullah sebagai menyangkal dakwaan Anwar itu dan menyifatkannya sebagai mengacau dan tidak masuk akal.

Wednesday, September 3, 2008

bukan milik kita

Hari kedua Ramadhan saya dan suami dikejutkan oleh berita dari sms yang diantar teman suami. Teman sekantor suami saya, seorang ibu dengan 4 anak, mengalami kecelakaan di Muadzam Shah, dalam perjalanan pulang dari Kuantan ke Johor pada jam 2 pagi. Tiga anaknya meninggal!!! Innalillahi wainnailaihi roojiuun.

Dalam sekejap mata, anak yang ditimang disayang diambil oleh Pemiliknya. Tiga sekaligus. Saya berdoa semoga Allah menguatkan hati suami istri itu. Dalam Islam, anak-anak adalah suci, tidak ada dosa pada mereka. Semoga Allah menjadikan mereka bidadari surga. Dan semoga Allah meninggikan derajat kedua orangtua mereka dengan cobaan maha berat ini. Amin. Sungguh saya ikut bersedih. Tidak dapat saya bayangkan seandainya saya ada dalam posisi mereka. Anak, bagi saya dan juga bagi orang tua lain, adalah harta yang paling berharga. Kehilangan mereka sama seperti kehilangan sebagian dari diri kita.

Kabar kematian selalu saja mengguncangkan. Terutama menyangkut orang yang kita kenal. Kematian kadang datang tanpa diduga. Mungkin setelah sebelumnya kita bersuka ria, tertawa bahagia bersama keluarga, disaat itulah maut telah mengintai. Kabar kematian juga menginsafkan kita bahwa hidup tidak akan kemana pada akhirnya. Segala sesuatu yang berada didunia ini bukan milik kita. Anak sekalipun. Mereka milik Allah yang dititipkan pada kita. Jiwa mereka dan juga jiwa kita ada dalam genggaman-Nya. Kalau Dia sudah berkehendak, maka Dia akan mengambilnya dari kita. Perlahan-lahan ataupun tiba-tiba.

Begitu juga suami. Atas sebab2 tertentu, dia yang kita sayangi dan seolah-olah hanya kita yang dia sayang, lambat laun akan pergi meninggalkan kita. Entah karena perceraian atau kematian. Allah yang mengenggam hati dan jiwa kita. Allah juga yang membolak-balikkan hati kita. Sehingga suami yang pada hari ini sangat menyayangi kita, mungkin pada suatu hari nanti berbalik mengabaikan kita. Tidak ada yang kekal didunia ini.

Sebagai seorang Islam, semua peristiwa dalam hidup kita kembalikan pada qadha dan qadar. Semuanya adalah ketentuan Allah dan kita sebagai orang beriman harus ikhlas dalam menerima apapun cobaan dari Allah. Dalam setiap peristiwa pasti ada pelajaran yang bisa dipetik bagi orang2 yang berpikir.